Broker Lokal – Inflasi AS kembali lebih kuat dari yang diperkirakan pada bulan Agustus, membuka jalan bagi kenaikan suku bunga jumbo dari Federal Reserve ketika pembuat kebijakannya bertemu minggu depan.
Indeks harga konsumen naik 0.1% pada Agustus dan naik 8.3% dari tahun sebelumnya, Biro Statistik Tenaga Kerja mengatakan pada hari Selasa. Analis memperkirakan harga turun 0.1% berkat penurunan stabil harga bensin dari puncak musim panas mereka.
Namun faktor itu meliputi peningkatan besar dalam elemen belanja konsumen yang tidak terlalu bergejolak. Apa yang ‘core CPI’ tunjukan naik 0.6% dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya? Mendorong tingkat inflasi inti tahunan naik menjadi 6.3% dari 5.9% di bulan Juli. Itu yang tertinggi sejak tertinggi 40 tahun pencapaian pada bulan Maret.
“Ini adalah laporan CPI yang jauh lebih buruk daripada perkiraan yang mungkin dari siapa pun,” cuit Justin Wolfers, seorang profesor ekonomi dari University of Michigan. “Penurunan inflasi utama karena harga energi yang lebih rendah ada di sana. Tetapi tingkat yang mendasarinya – yang paling baik diproksikan oleh inflasi inti – berjalan sedikit lebih tinggi dari perkiraan siapa pun dan kebanyakan dari kita berharap.”
Dollar langsung naik lebih dari satu sen terhadap euro di tengah berita karena pelaku pasar bergerak ke harga kenaikan suku bunga 75bps dari pertemuan Fed minggu depan. Perhitungan yang sama membuat saham mundur, membuat Dow Jones turun 1.3%, S&P500 turun 1.8% dan Nasdaq100 turun 2.5%. Ketiganya telah membukukan kenaikan yang solid pada hari Senin dan berada di jalur untuk memperpanjang kenaikan tersebut sebelum rilis.
Minyak mentah yang telah naik dalam beberapa hari terakhir karena dollar melemah. Juga berbalik tajam, turun lebih dari $1/barel menjadi turun 0.7% hari ini. Sementara emas turun 1.5% mencapai level terendah dalam seminggu.
Baik minyak dan emas cenderung bereaksi negatif terhadap kenaikan suku bunga. Sebuah tren yang tampaknya akan berlanjut ketika Komite Pasar Terbuka Federal Fed bertemu lagi dalam waktu seminggu.
Untuk mengikuti rekomendasi harian, silahkan bergabung di account telegram CyberFutures @CFNewsJkt.
Broker Lokal – Ekspor Indonesia terlihat melambat pada Agustus karena harga beberapa komoditas utamanya menurun. Tetapi surplus perdagangannya diperkirakan akan bertahan sekitar $4 miliar, Reuters poll menunjukkan pada Selasa.
Dua puluh satu analis yang Reuters survei, memperkirakan ekspor dari ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu tumbuh 19.19% secara tahunan di Agustus. Yang turun dari pertumbuhan bulan sebelumnya 32.03%.
Impor terlihat naik 30.60% secara tahunan, yang merupakan perbandingan pertumbuhan lebih lambat terhadap 39.86% di bulan Juli.
Surplus perdagangan Agustus terlihat sebesar $4.9 miliar. Bila perbandingan terhadap surplus $4.22 miliar pada bulan sebelumnya.
Negara yang kaya sumber daya ini telah menikmati ledakan ekspor karena mendapat dukungan dari kenaikan harga komoditas. Hal ini jadi pendorong pemulihan ekonominya dari dampak pandemi.
Namun, biro statistik bulan lalu memperingatkan adany risiko perlambatan ekspor karena moderasi harga komoditas seperti minyak sawit dan nikel.
Sementara Bank sentral Rusia (BOR) mungkin akan memangkas suku bunga utamanya sebesar 50bps menjadi 7,5% pada Jumat untuk mendorong pinjaman karena inflasi terus melambat, menurut jajak pendapat Reuters pada Senin.
Bank telah secara bertahap membalikkan kenaikan suku bunga darurat menjadi 20% pada akhir Februari yang mengikuti langkah Rusia pada 24 Februari untuk mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina dan pengenaan sanksi Barat yang semakin luas sebagai tanggapan.
Sejak itu, BOR membuat tiga pemotongan 300bps berturut-turut selanjut pengurangan 150bps menjadi 9,5% pada Juni. Sebelum mengejutkan para analis dengan pemotongan 150bps menjadi 8% pada pertemuan terakhirnya pada pertemuan 22 Juli. Bank mengatakan akan mempelajari kebutuhan untuk pemotongan lebih.
Dua puluh dari 23 analis dan ekonom yang Reuters survei pada hari Senin memperkirakan bahwa Rusia akan memangkas suku bunga acuannya lebih lanjut sebesar 50 bps pada hari Jumat.
“Perlambatan inflasi yang cepat dan kebutuhan untuk mendukung transformasi struktural ekonomi Rusia dalam menghadapi sanksi mendukung pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut,” kata Mikhail Vasilyev, kepala analis dari Sovcombank.
BCS Global Markets mengatakan pemotongan 50bps sebagian besar sudah tertanam dalam harga obligasi dan saham.
“Komentar regulator tentang prospek masa depan adalah penting,” kata BCS. “Kemungkinan bank sentral dapat mengambil jeda dalam siklus pelonggaran kebijakan moneternya di masa depan.”
Inflasi tahunan Rusia melambat lebih lanjut pada Agustus menjadi 14.3%, data menunjukkan minggu lalu. Sementara harga konsumen turun untuk minggu kesembilan berturut-turut, sebagian berkat penurunan musiman harga buah dan sayuran.
Inflasi masih jauh di atas target 4% bank sentral. Tetapi turun dari level tertinggi 20 tahun yang terlihat segera setelah Moskow mengirim pasukannya ke Ukraina.
Beberapa analis yang memprediksi penurunan menjadi 7.5% mengatakan bahwa pergerakan tersebut bahkan bisa lebih dalam, hingga 7%. Hanya dua yang memperkirakan pemotongan 100bps, dan hanya satu yang memperkirakan pemotongan lebih dangkal menjadi 7.75%.
SberCIB Investment Research, lengan investasi pemberi pinjaman terbesar Rusia, Sberbank, mengatakan harga konsumen turun lebih cepat dari biasanya dalam beberapa bulan terakhir dan kemungkinan terus berlanjut pada September. Hal ini berarti bank sentral dapat menurunkan suku bunga utamanya menjadi 7%.
Andrei Kostin, CEO pemberi pinjaman no.2 VTB, pekan lalu mengatakan ada ruang bagi bank sentral untuk memangkas suku bunga utamanya menjadi 7.5%. Dan kemudian 7% untuk merangsang pinjaman di sektor perbankan Rusia.
Untuk mengikuti rekomendasi harian, silahkan bergabung di account telegram CyberFutures @CFNewsJkt.
Broker Lokal – Tingkat pengangguran Inggris turun ke level terendah sejak 1974 di 3.6% dalam tiga bulan hingga Juli karena lebih banyak orang meninggalkan pasar tenaga kerja, menurut data resmi pada Selasa yang dapat menambah ‘sakit kepala’ inflasi bagi Bank of England.
Ekonom yang Reuters survei memperkirakan tingkat pengangguran akan tetap di 3.8% seperti data sebelumnya.
Kantor Statistik Nasional (ONS) mengatakan jumlah orang dalam pekerjaan tumbuh sebesar 40,000 pada periode Mei-Juli. Hal ini kurang dari sepertiga dari peningkatan yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Tingkat ketidakaktifan ekonomi mengukur pangsa populasi yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan meningkat sebesar 0.4 poin persentase pada kuartal tersebut. Menjadikan 21.7% tertinggi sejak tiga bulan hingga Januari 2017.
ONS mengatakan perubahan itu karena peningkatan orang yang ter-klasifikasikan ‘sakit jangka panjang’ serta orang yang meninggalkan pasar kerja.
BOE khawatir tentang meningkatnya ketidakaktifan di pasar tenaga kerja karena dapat membantu memicu tekanan inflasi dan juga karena kurangnya kandidat untuk mengisi pekerjaan.
BOE menaikkan biaya pinjaman paling banyak sejak 1995 bulan lalu. Dan BOE mengatakan tetap siap untuk bertindak tegas jika tekanan itu menjadi lebih persisten. BOE mungkin akan menaikkan suku bunga lagi pada 22 September.
Sterling naik terhadap dollar AS setelah data Selasa.
Rilisan angka pada hari Rabu mungkin dapat menunjukkan indeks harga konsumen Inggris naik 10.2% dalam 12 bulan hingga Agustus, menurut ekonom yang Reuters survei.
Ada tanda-tanda lain dari tekanan harga di pasar tenaga kerja dalam rilisah angka ONS pada hari Selasa.
Upah tidak termasuk bonus naik 5.2%, meningkatkan kecepatan dari tiga bulan hingga Juni ke tingkat tertinggi sejak tiga bulan hingga Agustus 2021. Jajak pendapat Reuters menunjukkan peningkatan 5.0%.
Termasuk bonus, upah naik 5.5% sedikit lebih kuat dari perkiraan jajak pendapat 5.4%.
Ada juga tanda-tanda bahwa pasar tenaga kerja kehilangan sebagian dari momentumnya.
Jumlah lowongan pekerjaan pada periode Juni-Agustus turun paling banyak dalam dua tahun, turun 34,000. Meskipun secara historis tetap tinggi di 1.266 juta.
Untuk mengikuti rekomendasi harian, silahkan bergabung di account telegram CyberFutures @CFNewsJkt.
Broker Lokal – Harga minyak naik tipis pada Selasa pagi, memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya karena investor khawatir tentang pasokan yang ketat menjelang musim pemanasan musim dingin di Belahan Bumi Utara.
Minyak mentah Brent naik 5 sen menjadi $94.05 per barel. Sementara minyak mentah WTI naik 7 sen menjadi $87.85 per barel.
Harga minyak mentah di kedua sisi Atlantik telah melonjak lebih dari 15% tahun ini karena ketidakpastian yang berasal dari konflik Rusia-Ukraina. Biaya energi juga melonjak dengan Moskow memangkas pasokan gas ke Eropa di tengah sanksi Barat yang dikenakan atas invasi tetangganya.
Perusahaan bahan bakar fosil mungkin harus berbagi kelebihan keuntungan mereka. Yakni untuk membantu rumah tangga dan industri Eropa mengatasi tagihan energi panas, rancangan rencana Uni Eropa menunjukkan. Hal ini sebagai subsidi silang dari biaya perang energi Barat dengan Rusia mengambil korban pertumbuhan ekonomi.
Di Amerika Serikat, stok minyak darurat turun 8.4 juta barel menjadi 434.1 juta barel dalam pekan yang berakhir 9 September. Menunjukan level terendah sejak Oktober 1984, menurut rilisan data pada Senin oleh Departemen Energi AS (DOE).
Presiden AS Joe Biden pada Maret menetapkan rencana untuk melepaskan 1 juta barel per hari selama enam bulan dari Cadangan Minyak Strategis (SPR). Bertujuan untuk mengatasi harga bahan bakar AS yang tinggi, yang telah berkontribusi pada melonjaknya inflasi.
Pemerintahan Biden mempertimbangkan perlunya rilis SPR lebih lanjut setelah program saat ini berakhir pada Oktober, Sekretaris Energi Jennifer Granholm mengatakan kepada Reuters pekan lalu.
Sementara itu, negara-negara G7 akan menerapkan batas harga minyak Rusia. Hal ini bertujuan untuk membatasi pendapatan ekspor minyak negara itu, berusaha untuk menghukum Moskow atas invasi Ukraina. Sambil mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa minyak masih bisa mengalir ke negara-negara berkembang.
Departemen Keuangan AS memperingatkan batas tersebut dapat mengirim harga minyak dan bensin AS bahkan lebih tinggi pada musim dingin ini.
Untuk mengikuti rekomendasi harian, silahkan bergabung di account telegram CyberFutures @CFNewsJkt.
Broker Lokal – Euro melompat. Dollar jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua minggu terhadap sekeranjang mata uang pada hari Senin. Seiring kenaikan kuat baru-baru ini karena investor menjadi gugup menjelang data inflasi AS. Demikian bank sentral di luar Amerika Serikat juga menjadi semakin hawkish.
Euro naik ke level tertinggi lebih dari tiga minggu terhadap dollar. Seiring dengan pejabat Bank Sentral Eropa berdebat untuk pengetatan moneter agresif lebih lanjut.
Ahli strategi mengatakan rilis pada hari Selasa dari laporan indeks harga konsumen bulanan AS akan diawasi ketat untuk mencari petunjuk tentang seberapa agresif Federal Reserve mungkin perlu menaikkan suku bunga minggu depan untuk melawan inflasi yang tinggi.
Komite Pasar Terbuka Federal diperkirakan pada pertemuan 20-21 September akan dapat menaikkan suku bunga pinjaman overnight bank sentral lagi dari kisaran saat ini 2.25%-2.50%.
Indeks dollar yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama. Hal ini telah menguat di tengah ekspektasi Fed yang agresif dan mencapai puncak dua dekade di 110.79 Rabu lalu. Pada hari Senin turun 0.4% semalam sempat di 108.31 setelah mencapai level terendah sejak 26 Agustus.
“Ini merupakan terobosan dalam kenaikan dollar yang tak henti-hentinya,” kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Convera. “Apa di balik itu pada dasarnya adalah sentimen risiko yang membaik, bank sentral hawkish dari luar negeri dan harapan bahwa inflasi AS akan menunjukkan bahwa yang terburuk ada di belakang kita, (dengan) harga konsumen keluar besok [hari ini].”
“Salah satu hal yang membantu membatasi serangan pelemahan dollar adalah tanda-tanda ekonomi AS yang tangguh,” tambah Manimbo.
Survei ekspektasi konsumen bulanan Fed New York menunjukkan pada hari Senin bahwa ekspektasi inflasi konsumen AS turun lebih lanjut pada bulan Agustus karena harga bensin memperpanjang penurunan tajam dari rekor tertinggi Juni, sebuah perkembangan yang kemungkinan akan membawa beberapa bantuan bagi pejabat bank sentral AS yang telah mengkhawatirkan bahwa inflasi tertinggi dalam 40 tahun dapat mengubah persepsi konsumen tentang betapa sulitnya guncangan harga saat ini.
Euro naik terhadap dollar ke level tertinggi sejak 17 Agustus. Euro mencapai level terendah 20 tahun di $0.9862 minggu lalu.
Mata uang euro untuk kawasan Eropa terakhir naik 0.7% pada $ 1.0117.
Pembuat kebijakan ECB melihat peningkatan risiko bahwa bank sentral perlu menaikkan suku bunga utamanya menjadi 2% atau lebih untuk mengekang rekor inflasi di zona euro, sumber mengatakan kepada Reuters.
Pada saat yang sama, institut Ifo mengatakan pada hari Senin, dalam putaran U dari perkiraannya tiga bulan sebelumnya bahwa ekonomi Jerman akan berkontraksi tahun depan karena kenaikan dramatis dalam biaya energi karena perang Ukraina memadamkan peluang pemulihan setelah lockdown COVID-19.
Terhadap dollar, sterling terakhir diperdagangkan di $1.1681 naik 0.8% dan naik dari level terendah 37 tahun minggu lalu.
Dollar naik sedikit terhadap yen Jepang, pada 142.75 yen. Tetapi turun dari level tertinggi 24 tahun di 144.99 pencapaian minggu lalu.
Selama akhir pekan, pejabat Jepang mengisyaratkan intervensi untuk menghentikan pelemahan mata uang lebih lanjut. Seorang juru bicara senior pemerintah mengatakan dalam sebuah wawancara televisi lokal bahwa pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melawan penurunan yen yang berlebihan.
Dollar Australia naik 0.6% menjadi $0.6883.
Untuk mengikuti rekomendasi harian, silahkan bergabung di account telegram CyberFutures @CFNewsJkt.
Broker Lokal – Euro melonjak ke level tertinggi lebih dari tiga minggu terhadap dollar pada Senin di atas 1.0140 karena pejabat Bank Sentral Eropa berargumen untuk pengetatan moneter agresif lebih lanjut. Sementara greenback melemah terhadap sebagian besar mata uang utama kecuali yen Jepang.
Mata uang bersama untuk kawasan Eropa naik sekitar 1.45% menjadi $1.0198 tertinggi sejak 17 Agustus dan naik dari level terendah 20 tahun di $0.9862 pencapaian minggu lalu.
“Posisi cukup meregang, semua pelaku pasar beserta pengikutnya telah lama pegang dollar dan kami memiliki komentar (ECB) selama akhir pekan. Yang sangat hawkish dan yang memberi persepsi bahwa mungkin pasar sudah berlebihan,” kata Jane Foley, kepala strategi FX dari Rabobank.
Presiden Bundesbank Joachim Nagel mengatakan kepada radio Jerman akhir pekan lalu bahwa jika gambaran harga konsumen tidak berubah, langkah-langkah lebih jelas harus diikuti.
Selain itu, pembuat kebijakan ECB melihat risiko yang meningkat bahwa mereka harus menaikkan suku bunga utama menjadi 2% atau lebih untuk mengekang rekor inflasi di zona euro, sumber mengatakan kepada Reuters.
Foley mengatakan kemungkinan data inflasi AS yang lebih rendah pada hari Selasa juga mendorong investor menjauh dari aset safe haven seperti dollar. Meskipun ini kemungkinan hanya merupakan aksi ambil untung.
“Selama pasar takut mengambil risiko signifikan dalam mata uang berisiko tinggi. Dollar dapat menguat selama enam bulan atau lebih,” katanya.
Kekuatan euro juga terlihat terhadap pound dan naik setinggi 87.22 pence pada hari Senin, tertinggi sejak Februari 2021.
Kelemahan greenback pada hari itu mendukung sterling naik sekitar 1% terhadap dollar di $ 1.1695. Yakni level tertinggi bulan ini, menandai pemulihan kecil dari terendah 37 tahun minggu lalu.
Indeks dollar yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama. Sudah turun 1% pada 107.8 terendah dalam dua minggu. Dan turun dari puncak dua dekade di 110.79 pencapaian pada hari Rabu.
Investor waspada menjelang laporan IHK AS, yang menurut analis Commonwealth Bank of Australia (OTC:CMWAY). Yakni dapat menentukan apakah Fed menaikkan suku bunga sebesar 50bps atau 75bps pada pertemuannya minggu depan.
Pejabat Fed melanjutkan retorika hawkish mereka pada hari Jumat sebelum periode pemadaman menjelang pertemuan bank sentral.
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan dia mendukung peningkatan signifikan pada pertemuan berikutnya. Sementara Presiden Fed St. Louis James Bullard mengulangi seruannya untuk kenaikan 75bps.
Dollar stabil terhadap yen Jepang yang sensitif terhadap suku bunga. Saat ini berada di 142.66 yen sedikit dari level tertinggi 24 tahun di 144.99 pencapaian minggu lalu.
Pejabat Jepang selama akhir pekan mengisyaratkan intervensi untuk menghentikan pelemahan mata uang lebih lanjut. Seorang juru bicara senior pemerintah mengatakan dalam sebuah wawancara televisi lokal bahwa pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Hal ini untuk melawan penurunan yen yang berlebihan.
Pada saat yang sama, BOJ tidak mungkin turun tangan mendukung mata uang dengan suku bunga yang lebih tinggi, sumber mengatakan kepada Reuters.
Dollar Australia, yang biasanya berkinerja baik ketika investor positif tentang pertumbuhan. Dengan naik 0.5% pada $0.6882 dan bitcoin, yang bergerak dengan cara yang sama naik 1.9% di sekitar $22,260 tertinggi sejak pertengahan Agustus.
Untuk mengikuti rekomendasi harian, silahkan bergabung di account telegram CyberFutures @CFNewsJkt.
Broker Lokal – Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada hari Kamis bahwa dia berkomitmen kuat untuk melawan inflasi sampai pekerjaan selesai. The Fed telah menaikkan suku bunga acuan empat kali tahun ini, dengan penetapan suku bunga fed fund sekarang dalam kisaran antara 2.25%-2.50%. Kali ini adalah penampilan terakhir kepala Fed yang dijadwalkan secara publik sebelum pertemuan bank sentral 20-21 September.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam sebuah penampilan Kamis menekankan pentingnya menurunkan inflasi sekarang sebelum publik terlalu terbiasa dengan harga yang lebih tinggi dan mengharapkannya sebagai norma biasa.
Dalam komentar terakhirnya yang menggarisbawahi komitmennya untuk memerangi inflasi, Powell mengatakan ekspektasi memainkan peran penting dan merupakan alasan kritis mengapa inflasi begitu persisten di tahun 1970-an dan 1980-an.
“Sejarah sangat memperingatkan terhadap pelonggaran kebijakan sebelum waktunya,” kata pemimpin bank sentral dalam Q&A yang dipresentasikan oleh Cato Institute, sebuah think tank libertarian yang berbasis di Washington, DC. “Saya dapat meyakinkan Anda bahwa rekan-rekan saya dan saya sangat berkomitmen untuk proyek ini dan kami akan terus melakukannya sampai pekerjaan selesai.”
Acara tersebut merupakan penampilan publik terakhir Powell yang dijadwalkan sebelum pertemuan Fed berikutnya pada 20-21 September.
Pasar sebagian besar mengambil komentar dengan tenang, dengan rata-rata mayoritas sedikit berubah di awal terjadi di Wall Street. Hasil Treasury sebagian besar lebih tinggi, dengan catatan dua tahun, yang paling sensitif terhadap kenaikan suku bunga Fed, naik hampir lima basis poin menjadi 3.49%. Sebagai catatan, basis poin sama dengan 0.01 poin persentase.
The Fed telah menaikkan suku bunga acuan empat kali tahun ini. Seiring dengan penetapan suku bunga fed fund sekarang dalam kisaran antara 2.25%-2.50%.
Pasar secara luas memperkirakan Komite Pasar Terbuka Federal yang menetapkan suku bunga untuk memberlakukan kenaikan 0.75 poin persentase ketiga berturut-turut bulan ini. Faktanya, probabilitas itu naik menjadi 86% selama pidato Powell, menurut pelacak FedWatch Fed dari taruhan berjangka dana fed CME Group. Baik Goldman Sachs dan Bank of America mengatakan kepada klien untuk mengharapkan kenaikan tiga perempat poin itu.
Salah satu alasan untuk bertindak agresif adalah untuk memastikan bahwa inflasi yang mencapai tingkat tertinggi dalam lebih dari 40 tahun tidak menjadi tertanam dalam kesadaran publik, kata Powell.
“The Fed memiliki tanggung jawab untuk stabilitas harga, yang kami maksud adalah inflasi 2% dari waktu ke waktu,” katanya. “Semakin lama inflasi tetap jauh di atas target. Semakin besar risiko masyarakat mulai melihat inflasi yang lebih tinggi sebagai norma. Dan itu memiliki kapasitas menaikkan biaya untuk mendapatkan penurunan inflasi.”
Ada beberapa tanda akhir-akhir ini bahwa setidaknya jalur inflasi bulanan mereda. Secara khusus, harga bensin telah jatuh dengan mantap setelah sempat naik di atas $5 per galon di awal musim panas.
The Fed mendapatkan tampilan terakhir pada data inflasi sebelum pertemuan minggu depan. Ketika Biro Statistik Tenaga Kerja merilis data indeks harga konsumen Agustus. Ekonom memperkirakan kenaikan 0.2% di CPI setelah datar di bulan Juli, menurut FactSet. Namun, peningkatan tahun-ke-tahun di bulan Juli adalah 8.5% dan banyak area di luar energi mengalami peningkatan yang cukup besar.
Powell mengatakan tekanan inflasi sebagian besar berasal dari penyebab khusus pandemi. Ketika inflasi pertama kali mulai meningkat pada musim semi 2021. Powell dan rekan-rekannya menganggapnya sebagai sementara. Dan tidak menanggapi dengan langkah kebijakan besar apa pun sebelum mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2022.
Namun, dia mengatakan bahwa sekarang adalah kewajiban The Fed untuk terus bertindak sampai inflasi turun. Dan menghindari konsekuensi seperti tahun 1970-an ketika kegagalan untuk menerapkan respons kebijakan yang agresif yang memungkinkan ekspektasi publik. Yakni inflasi tinggi semakin memburuk.
“Kita harus bertindak sekarang, terus terang, kuat. Seperti yang telah kita lakukan, dan kita harus terus melakukannya sampai pekerjaan selesai untuk menghindari itu,” katanya.
Powell mencatat pasar tenaga kerja yang kuat, dengan tingkat perekrutan yang kuat bertahan meskipun tingkat kenaikan. Bahkan ketika pejabat Fed memperkirakan tingkat pengangguran resmi melayang lebih tinggi. Dia memperingatkan bulan lalu bahwa ekonomi bisa mengalami sakit dari kebijakan yang lebih ketat. Tetapi mengatakan perlu pertumbuhan yang melambat untuk menjinakkan inflasi.
“Apa yang kami harapkan untuk dicapai adalah periode pertumbuhan di bawah tren yang akan menyebabkan pasar tenaga kerja kembali ke keseimbangan yang lebih baik. Dan itu akan membawa upah kembali ke tingkat yang lebih konsisten dengan inflasi 2% dari waktu ke waktu,” katanya.
Untuk mengikuti rekomendasi harian, silahkan bergabung di account telegram CyberFutures @CFNewsJkt.
Broker Lokal – Dollar tangguh melonjak ke tertinggi 24 tahun terhadap yen dan tertinggi 37 tahun terhadap sterling pada hari Rabu. Karena kebijakan moneter dovish Jepang dan masalah ekonomi Eropa kontras dengan ekonomi AS yang relatif lebih kuat sekaligus Federal Reserve yang hawkish. Dengan Fed bertekad untuk menurunkan inflasi ke target 2%.
Mata uang AS melonjak setinggi 144.99 yen, mencapai level tersebut untuk pertama kalinya sejak Agustus 1998. Sekarang dalam lompatan besar dari tinggi 1998 di 147.43. Dollar terakhir naik 0.9% pada 144.09 yen.
Terhadap sterling, greenback mencapai $1.1407 terendah sejak 1985 dan terakhir turun 0.1% pada $1.1509.
“Semakin ke sini, ini akan menjadi kisah pertumbuhan dan benar-benar kisah krisis. Kami memiliki China yang terus memiliki kebijakan nol COVID. Dan jika terus berlipat ganda, mengunci lebih banyak kota,” kata Erik Nelson, ahli strategi makro, dari Wells Fargo (NYSE:WFC) di Kota New York.
“Eropa dan Inggris tampaknya sedang menuju beberapa bulan yang penuh tantangan. Dengan kemungkinan resesi yang sangat besar bagi kedua ekonomi. AS, di sisi lain, terlihat tangguh,” tambahnya.
Euro jatuh di bawah 99 sen pada hari Rabu setelah merosot serendah $0.9864 pada hari Selasa. Yakni terendah sejak Oktober 2002. Mata uang tunggal Eropa terakhir naik 0.8% pada US$0.9985.
Bank Sentral Eropa terlihat kemungkinan akan memberikan kenaikan suku bunga besar-besaran 75 basis poin (bp) pada hari Kamis. Tetapi ekspektasi ini tidak banyak membantu euro mengingat ekonomi Eropa yang babak belur dan keputusan Rusia untuk mempertahankan pipa gas utama Nord Stream 1 tutup tanpa batas waktu.
Sebaliknya, sebuah laporan semalam menunjukkan industri jasa AS secara tak terduga meningkat bulan lalu. Hal ini mendukung pandangan bahwa ekonomi tidak dalam resesi.
Juga pada hari Rabu, Bank of Canada menaikkan suku bunga sebesar 75bps ke level tertinggi 14-tahun pada hari Rabu seperti yang perkiraan sebelumnya. Dan mengatakan tingkat kebijakan perlu naik lebih tinggi karena memerangi inflasi yang mengamuk.
Meskipun kenaikan suku bunga BOC, dollar AS sedikit berubah terhadap mata uang Kanada di C$1.3141.
Pergerakan di pasar FX paling dramatis ada pada yen, yang jatuh. Bahkan menurut standarnya sendiri baru-baru ini, sangat drastis. Sejak awal Agustus, yen telah anjlok 10.1% terhadap dollar.
Pada level dollar/yen saat ini, spekulasi juga berkembang bahwa Jepang dapat melakukan intervensi untuk menopang mata uangnya.
“Setiap kali yen melemah, dia mengajukan pertanyaan kepada BOJ (Bank of Japan). Apakah sekarang saatnya untuk meninggalkan YCC (kontrol kurva imbal hasil)?,” tulis Alan Ruskin, ahli strategi makro dari Deutsche Bank (ETR:DBKGn)) dalam catatan penelitian terbarunya.
“Ketika tidak lebih dari intervensi verbal di tangan, pasar dapat membaca dari lip service bahwa pihak berwenang masih jauh dari pengetatan kebijakan moneter.”
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan dalam jumpa pers bahwa pemerintah ingin mengambil langkah-langkah yang diperlukan jika pergerakan ‘cepat, sepihak’ di pasar mata uang berlanjut, meningkatkan retorika.
Namun, banyak analis melihat intervensi ‘percuma’ mengingat bank sentral global lebih fokus pada inflasi daripada nilai tukar.
Di tempat lain, yuan China merosot ke palung dua tahun, mendekati angka 7 per dollar meskipun ada langkah-langkah oleh pihak berwenang untuk membendung penurunannya. Yuan darat melemah ke level terendah 6.9808, terendah sejak Agustus 2020 dan yuan pasar besar bahkan lebih dekat ke level kunci, jatuh serendah 6.997 per dollar.
Untuk mengikuti rekomendasi harian, silahkan bergabung di account telegram CyberFutures @CFNewsJkt.
Broker Lokal – Mata uang pasar berkembang (EM) akan kesulitan untuk merebut kembali penurunan tahun ini. Karena kenaikan suku bunga Fed dan permintaan aset safe-haven membuat dollar tetap berkuasa, menurut jajak pendapat Reuters dari ahli strategi mata uang.
Sebuah penyerbuan ke greenback mendorong indeks yang lebih luas dari mata uang pasar berkembang ke level terendah dalam dua tahun pada hari Selasa di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi global.
Survei Reuters 1-6 September terhadap ahli strategi mata uang menunjukkan lebih banyak masalah yang sama di depan. Perkiraan hampir semua mata uang EM yang melemah akan tetap melemah atau paling baik bertahan pada kisaran selama tiga bulan ke depan.
“EMFX akan terus melewati periode volatilitas yang tinggi hingga USD mencapai klimaksnya.” Phoenix Kalen, direktur strategi pasar negara berkembang dari Societe Generale (OTC:SCGLY) mengatakan.
“Tidak hanya pasar selama sebulan terakhir kembali ke harga dalam laju kenaikan suku bunga FOMC yang lebih agresif. Tetapi konteks yang mendasari pertumbuhan global terus memburuk … .”
Selama siklus pengetatan AS di masa lalu, bank sentral pasar negara berkembang biasanya mencoba menyamai atau memperbaiki laju The Fed. Tetapi kali ini mereka gagal mengikutinya.
Hal ini telah memberikan tekanan pada mata uang EM, mendorong rupee India dan peso Filipina ke rekor terendah.
Hampir tiga perempat analis, 41 dari 56, yang menjawab pertanyaan tambahan. Yakni mengatakan bahwa mata uang EM akan jatuh terhadap dollar dalam tiga bulan ke depan. Termasuk enam yang mengatakan akan jatuh secara signifikan.
Analis FX juga memperingatkan bahwa yuan China yang turun sekitar 9% tahun ini, mempengaruhi rekan-rekan pasar berkembang lebih dari sebelumnya dan mungkin memiliki efek mendalam pada kinerja mereka selama tahun mendatang.
“The Fed tidak akan menjadi satu-satunya faktor yang menjaga dollar tetap kuat. EMFX tetap dirusak oleh pelemahan renminbi,” kata Francesco Pesole, ahli strategi FX dari ING.
“Kecuali China memberikan beberapa stimulus fiskal yang cukup besar atau mengabaikan strategi nol COVID, EMFX akan terus diperdagangkan dengan buruk.”
Sementara median jajak pendapat Reuters untuk yuan China menunjukkan mata uang akan menguat. Mitul Kotecha dari TD Securities mengatakan ada tanda-tanda yang berkembang. Termasuk dari penetapan yuan baru-baru ini, bahwa People’s Bank of China tidak nyaman dengan laju depresiasi CNY.
“Otoritas akan mendukung beberapa depresiasi untuk mendukung ekspor. Tetapi akan tetap waspada terhadap penurunan mata uang yang cepat seperti yang tercermin dalam dorongan PBOC baru-baru ini. Kami berharap resistensi seperti itu akan tetap ada, terutama menjelang Kongres Partai Komunis pada pertengahan Oktober,” tambah Kotecha.
Rand Afrika Selatan sementara itu telah mengambil pandangan yang lebih baik dibandingkan dengan mata uang EM lainnya. Perkiraan Rand dengan hasil tinggi akan menghapus sebagian besar kerugiannya sepanjang tahun ini, naik sekitar 6.0% menjadi 16.30/$ dalam setahun.
Lira Turki turun hampir 26% tahun ini, di samping 44% yang hilang tahun lalu karena bank sentral Turki memangkas suku bunga bahkan ketika inflasi melonjak. Inflasi melebihi 80% pada bulan Agustus.
Mata uang pasar berkembang berkinerja terburuk tahun ini, lira akan turun sekitar 16% menjadi 21.66 per dollar dalam 12 bulan ke depan.
Rubel Rusia, yang ditopang oleh kontrol modal dan telah meningkat secara artifisial menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia sepanjang tahun ini, mungkin akan melemah lebih dari 15% menjadi 71.00/$ dalam setahun.
Untuk mengikuti rekomendasi harian, silahkan bergabung di account telegram CyberFutures @CFNewsJkt.
Broker Lokal – Harga minyak memperpanjang penurunan lebih jauh pada hari Rabu, menghapus semua kenaikan minggu ini karena kekhawatiran atas permintaan minyak mentah yang lesu melebihi apa yang terlihat sebagai pengurangan pasokan nominal oleh OPEC+.
Minyak berjangka Brent yang diperdagangkan di London turun 0.5% menjadi $92.39 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS merosot 0.5% menjadi $86.41 per barel. Kedua kontrak masing-masing merosot 3% dan 2.4% pada hari Selasa.
Lockdown COVID baru di China tampaknya menjadi sumber kekhawatiran terbesar untuk permintaan minyak mentah, mengingat impor minyak besar negara itu. Pemerintah baru-baru ini memperpanjang penguncian di kota barat daya Chengdu.
Rilisan data perdagangan China hari ini, juga mungkin akan lebih menyoroti permintaan minyak mentah negara itu.
Selain itu, penguatan dollar AS di tengah meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve, juga membebani harga minyak. Dollar yang lebih kuat membuat impor minyak mentah menjadi lebih mahal, yang berdampak pada permintaan.
Importir besar seperti India dan Indonesia sudah menghadapi tekanan atas permintaan minyak mentah mereka. Meskipun di tengah depresiasi rupee dan rupiah baru-baru ini.
Kekhawatiran atas permintaan yang melambat dan dollar yang kuat sebagian besar membayangi pemotongan pasokan 100,000 barel per hari oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+). Angka tersebut menyumbang 0.1% dari permintaan harian global dan secara luas sebagai simbol. Harga minyak masih naik sebentar setelah pemotongan tersebut.
Tetapi pemotongan pasokan secara luas mengecewakan para pedagang yang berharap untuk pengurangan yang lebih besar. Mengingatkan pemimpin OPEC Arab Saudi yang telah berjanji untuk mendukung harga minyak mentah dengan produksi yang lebih rendah.
Pasokan minyak tambahan dari Rusia, yang berjanji untuk meningkatkan pengiriman ke Asia sebagai tanggapan terhadap penetapam batasan harga oleh AS dan Eropa juga mungkin akan membebani harga minyak mentah secara luas.
Perkiraan permintaan minyak mentah AS juga akan menurun karena memasuki musim dingin. Tapi permintaan bensin AS meningkat dalam beberapa pekan terakhir seiring harga bahan bakar turun.
Perkiraan krisis energi yang terjadi di Eropa juga akan meningkatkan permintaan minyak pada musim dingin ini, setelah Rusia menutup jalur gas utama ke Uni Eropa. Perkiraan beberapa negara di zona tersebut akan beralih ke minyak pemanas pada kuartal keempat.
Untuk mengikuti rekomendasi harian, silahkan bergabung di account telegram CyberFutures @CFNewsJkt.